Berita

back

Kunjungan Wantimpres ke PT Pindad (Persero)

Selasa, 19 Mei 2015, PT Pindad (Persero) dikunjungi oleh rombongan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Rombongan yang dikepalai oleh Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Sri Adiningsih ini diterima oleh Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmy Karim di Auditorium Gedung Direktorat PT Pindad, Bandung. Turut hadir dalam acara ini adalah jajaran Direksi, para pimpinan, dan staf terkait PT Pindad (Persero).

Dalam kata sambutannya, Sri Adiningsih mengatakan bahwa para anggota Wantimpres mengunjungi PT Pindad (Persero) untuk menghimpun informasi terkait Pindad sebagai salah satu pelaku utama industri pertahanan Indonesia. Kami datang ke sini berharap bisa mendapatkan masukan dari pihak Pindad, sehingga kami dapat melihat dengan cermat, baik, dan menghasilkan beberapa masukan yang diharapkan berguna dan bermanfaat. Ini berkaitan dengan tugas kami memberikan beberapa pertimbangan kepada Presiden dan Beliau cukup terbuka menerima masukan, ujarnya.

 Silmy Karim mengatakan bahwa kemampuan industri pertahanan Indonesia harus terus ditingkatkan seiring makin bertambahnya anggaran yang diberikan oleh Pemerintah. Saat ini anggaran pertahanan Indonesia sebesar 90 triliun plus Polri 45 triliun. Kalau diambil 20% untuk investasi, potensi industri pertahanan Indonesia sekitar 30-40 triliun. Memang syaratnya harus mampu membuat, tapi kalau industri tidak diberi kesempatan bagaimana bisa mampu, ujar Silmy.

Ia juga menuturkan beberapa hal pokok lain yang lebih penting, bagaimana menggunakan produk dalam negeri akan menghasilkan beberapa keuntungan lain untuk negara. Hal yang lebih penting, dengan membeli produk industri pertahanan nasional memakai devisa yang didapatkan dari pajak, maka pajak akan kembali kepada negara, penciptaan lapangan kerja bisa didapatkan dari industri, serta SDM Indonesia yang berkemampuan dapat bekerja di industri pertahanan yang semakin berkembang, ujar Silmy.

Menanggapi hal tersebut, Sri Adiningsih mengatakan bahwa peluang jika bisa dieksekusi dengan baik maka akan memajukan industri pertahanan nasional dalam menciptakan produk-produk yang berkualitas. Peluang untuk industri pertahanan untuk produk alutsista cukup besar, sehingga kalau memakai produk domestik tentunya akan menciptakan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, value added, dan juga pajak yang cukup besar, ujarnya menanggapi pernyataan Silmy Karim.

Sri melanjutkan untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan konsistensi dari perusahaan untuk selalu menjaga kualitas produk dan memanfaatkan berbagai macam peluang untuk perluasan pasar, salah satunya ekspor. Diharapkan PT Pindad selalu berusaha untuk menjadikan produknya tuan rumah di negara sendiri serta memanfaatkan forum seperti ASEAN Economic Community agar produknya bisa diekspor ke kawasan Asean dan juga kawasan lain, ujar Sri.

Rombongan melanjutkan agendanya hari itu dengan mengunjungi fasilitas produksi PT Pindad (Persero) yaitu Divisi Senjata dan Divisi Kendaraan Khusus, serta mendapatkan kesempatan untuk mencoba performa Panser Anoa secara langsung. (Anggia)


Top