Berita

back

Menteri ESDM : Leadership is Behavior

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Sudirman Said memberikan kuliah umum untuk para peserta Kursus Kepemimpinan 3 (Suspim-3) pada Jumat, 19 Desember 2014. Selain para peserta Suspim-3, acara ini juga dihadiri oleh jajaran Direksi, jajaran pimpinan, dan karyawan PT Pindad (Persero). Kepada seluruh peserta yang hadir, Sudirman Said memberikan materi kepemimpinan yang diberi judul Memimpin Dengan Hati.

Dalam kuliah umumnya, Sudirman Said mengatakan bahwa kepemimpinan di masa sekarang sudah melupakan asal-usul, kasta, dan strata sosial. Siapapun bisa menjadi pemimpin, tidak peduli apapun jabatannya, asal memiliki kecakapan, profesionalisme, dan kinerja yang baik. Fokus ke depan adalah bagaimana kita harus menghargai aspek-aspek kepemimpinan yang dimiliki seseorang sehingga dapat memperlakukan seseorang based on merit, based on profesionalism, based on kinerja. Bukan atas asal-usul, atau strata sosial di masa lalu.

Kepemimpinan juga bukan hanya mempermasalahkan jabatan, tapi bagaimana kemampuan seseorang mengontrol orang lain dengan pengaruh dan kewibawaan sehingga para pengikutnya mengikuti pemimpinnya secara sukarela karena adanya kesamaan visi. Kepemimpinan bukan soal jabatan atau pangkat, tapi the art of controlling. Bukan dengan kekuasaan tapi dengan pengaruh, dengan kewibawaan. Kepemimpinan adalah perilaku atau upaya untuk mempengaruhi orang lain agar mau bertindak sesuai dengan yang kita inginkan secara willingly, tanpa paksaan, karena share vision diantara pemimpin dan followers-nya.

Kemampuan kepemimpinan seseorang yang baik seharusnya menimbulkan respek dari followers-nya, bukan rasa takut. Kepemimpinan yang baik tersebut berasal dari perilaku pemimpin tersebut dalam mempengaruhi orang lain untuk mengikuti kemauannya hingga memotivasi orang lain untuk bekerja lebih baik. Leadership is behavior. Orang yang menjaga kredibilitas dan kejujuran, selalu mengedepankan visi, orang yang jelas kompetensinya akan lebih didengar daripada jabatan tinggi namun ternyata tidak tahu apa-apa dan mementingkan diri sendiri. Energinya tidak sekedar untuk diri sendiri tapi untuk mendorong orang lain. Inilah yang disebut the true leadership.

Kepemimpinan yang baik adalah pemimpin transformasional yang mengajak para pengikutnya untuk bekerja dalam misi luhur dan berorientasi pada masa depan. Setiap tindakan yang diambil menunjukkan authenticity, orisinalitas, dan ketulusan. Pemimpin seperti ini melakukan pendekatan dengan memotivasi mindset untuk bekerja sebaik mungkin, dan memiliki fokus enhancing people, memberdayakan orang. Para pemimpin muda harus menanamkan beberapa hal penting tersebut, jauh sebelum jabatan dan tanggung jawab itu datang, sehingga ketika saatnya datang, jiwa kepemimpinan tersebut sudah tertanam dan siap diaplikasikan. Para pemimpin muda harus mempunyai paradigma baru bahwa jabatan akan datang sesuai waktunya, tapi the act of leadership harus dibangun dari sekarang. Saat pekerjaan datang, maka kita akan siap menjadi pemimpin. Secara practical, siapkan diri beberapa langkah di depan, sehingga tugas yang lebih berat datang sudah siap, ujar Sudirman.

Menutup sesi kuliah umum hari itu, Sudirman berpesan kepada para calon pemimpin muda untuk selalu mengutamakan kredibilitas dalam bekerja. Kredibilitas seseorang dalam bekerja menentukan seberapa besar dirinya dapat dipercaya oleh lingkungan kerja dalam mengemban tanggung jawab. Beliau berpesan untuk selalu membangun kredibilitas dengan integritas dan kompetensi, namun kepentingan pribadi harus ditekan seminimal mungkin karena hal ini berpotensi menghancurkan. Kredibilitas dibangun dengan integritas dan kompetensi. Anda boleh dikenal dan diketahui orang mahir berbagai macam hal, namun yang menghancurkan itu semua adalah self interest. Jangan sampai keinginan pribadi tersebut menghancurkan kepentingan organisasi dan insitusi, tutupnya. (Anggia)


Top