PT Pindad secara resmi memperkenalkan Sanca – Kendaraan Lapis Baja Anti Ranjau pertama Indonesia
Jakarta, 3 November 2016:
PT Pindad hari ini secara resmi meluncurkan kendaraan militer barunya, Sanca – kendaraan lapis baja anti ranjau pertama Indonesia.
Sanca berguna untuk mendukung operasi militer, didesain untuk melakukan berbagai profil misi, memadukan ledakan tingkat tinggi dan perlindungan balistik dengan mobilitas off-road luar biasa.
Sanca memperluas jangkauan PT Pindad sebagai tambahan model Anoa, Komodo, dan Badak, dan berdasarkan desain Thales Bushmaster, disesuaikan dengan kebutuhan operasional Indonesia. Sanca secara khusus disesuaikan dengan misi-misi baru Tentara Nasional Indonesia (TNI) seperti peacekeeping dan operasi pasukan khusus. Beberapa pelanggan potensial telah mengungkapkan antusiasme mereka terhadap produk ini seperti Peace Keeping, Infanteri, Pasukan Khusus, dan Polisi.
Bushmaster, yang telah melayani pasukan khusus Kopassus, adalah keluarga kendaraan militer mobilitas tinggi, anti balistik, ranjau, dan improvised explosive device (IED) terdiri dari varian berikut: Armored Personal Carrier, Command, Ambulance, Assault Pioneer, Direct Fire Support Weapons & Mortar, and Electronic Warfare.
Telah melayani beberapa negara seperti Australia, Belanda, Jepang, Jamaika, dan Indonesia, Bushmaster telah sukses melindungi dan menyelamatkan nyawa dalam operasi, dan telah dibuktikan di medan perang di Irak, Afganistan, dan Afrika.
Sanca adalah hasil kolaborasi ekstensif antara PT Pindad dan Thales, termasuk pengembangan konten lokal khusus yang akan menguntungkan perusahan pertahanan Indonesia dan meningkatkan keahlian Indonesia di bidang kendaraan anti ranjau.
Abraham Mose, Direktur Utama PT Pindad, menjelaskan: “Hasil kolaborasi sukses antara PT Pindad dan Thales, Sanca, secara ideal cocok untuk operasi militer, peace-keeping, dan keamanan internal TNI. Dengan kendaraan baru ini, tentara kami dapat memenuhi misi mereka dengan perlindungan penuh dari ranjau dan improvised explosive devices. Sanca akan melindungi tentara kami dan menyelamatkan nyawa.â€
Upacara penamaan dilaksanakan tanggal 3 November, dihadiri oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Ryamizard Ryacudu, perwakilan Departemen Pertahanan Australia Air Marshal John Harvey, Direktur Utama Pindad, Abraham Mose, dan Vice President Thales Australia Olivier Guibert.
PT Pindad (Persero) :
PT Pindad sebagai perseroan terbatas milik negara dibentuk pada tahun 1983. Perusahaan yang akar sejarahnya telah berdiri sejak masa kolonial Belanda itu, aktif memproduksi berbagai alutsista untuk kebutuhan TNI, dan juga telah mengekspor sejumlah produk unggulannya seperti amunisi dan kendaraan tempur ke pasar global. PT Pindad selain menghasilkan alutsista juga memiliki divisi yang menghasilkan mesin industri dan alat berat seperti ekskavator, pengait rel kereta api, motor traksi, generator hingga crane kapal laut.
Thales :
Thales adalah pemimpin teknologi global untuk pasar Aerospace, Transportasi, Pertahanan, dan Keamanan. Dengan 62.000 pegawai di 56 negara, penjualan Thales mencapai €14 milyar di tahun 2015. Dengan lebih dari 22.000 insinyur dan peneliti, Thales memiliki kapabilitas unik untuk medesain dan menyebarkan peralatan, sistem, dan jasa untuk memenuhi kebutuhan keamanan yang paling rumit. Jejak internasionalnya yang unik memungkinkan Thales untuk berkerja dengan pelanggannya di seluruh dunia.