Pindad Siap Luncurkan Tank SBS (APC)
Pindad meluncurkan prototipe kendaraan lapis baja angkut personil (APC) beroda track pertamanya. Secara fisik, tank medium yang disebut sebagai "SBS" ini sudah jadi, namun secara teknis baru setengahnya. Saat ini SBS masuk dalam tahap pematangan prototipe di litbang, dan ketika pekerjaan sudah rampung selanjutnya akan disertifikasi di Kemenhan.
SBS berdimensi panjang 5,68 meter, lebar 2,77 meter dan tinggi 1,97 meter. Berat kosong 10 ton, berat tempur 13 ton dan membawa 10 kru. Suspensi terdiri dari lima roadwhweel kecil dengan drive sprocket di depan dan idler pada bagian belakang. SBS dimotori dengan mesin diesel 6 silinder berpendingin cair yang memiliki kekuatan 250 hp dengan rasio 20 hp/ton. Mampu berlari di kecepatan 70 km dengan jangkauan terjauh 400 km dan kapasitas bahan bakar 400 liter. Untuk perlindungan, SBS menggunakan baja dengan ketebalan 10 mm.
Selain SBS, Indonesia dan Turki saat International Defence Industries Fair (IDEF) ke-11 di Istambul, Turki, juga menandatangani kerjasama untuk mengembangkan tank ringan dan medium. Dua perusahaan dalam negeri yaitu PT Pindad dan PT LEN akan bekerjasama dengan FNSS Defence System dan ASELSAN Turki untuk mengembangkannya. Namum diproyeksi produk tank asli buatan Pindad akan selesai lebih awal.
Slow but sure, kedua negara saat ini masih dalam tahap mendesain prototipe. Setelah prototipe jadi, selanjutnya akan diproduksi secara massal untuk militer kedua negara. Rencananya desain tank RI-Turki ini akan diluncurkan pada tahun depan dengan target pembangunan 3 hingga 5 tahun. Dilaporkan juga bahwa desainnya sudah akan rampung sebelum 2013 berakhir dan prototipe akan diluncurkan tahun depan.
Sebelumnya Pindad dikabarkan berencana untuk memproduksi tank ringan/menengah berdasarakan tank Alvis Scorpion CVRT dan Rheinmettal Marder IFV, tidak diketahui apakah kerjasama dengan Turki ini akan mempengaruhi desain awalnya.
Selain tank, Pindad juga mengembangkan panser Anoa versi Amfibi. Saat ini panser masih tahap uji coba di sungai dan danau. Di masa depan, panser Anoa akan mampu turun dari kapal perang di atas laut. Ini merupakan usaha meningkatkan kemampuan panser Anoa, dan menjadi kendaraan amfibi merupakan tahap pertama dari peningkatan kemampuan Anoa.
Anggaran modernisasi dan perawatan alutsista TNI hingga akhir tahun 2014 tercatat Rp 99 triliun, dan Kemenhan sendiri dikabarkan masih membutuhkan tambahan sebanyak Rp 57 triliun. Prioritas penambahan alutsista TNI saat ini adalah alutsista bergerak (tank, pesawat) sedangkan alutsista tak bergerak adalah radar.