Press Release

back

Menteri PPN/Ka Bappenas & Menteri Perindustrian Dukung Pengembangan Amunisi Kaliber Besar

BANDUNG, Jumat 27 Februari 2015, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) sekaligus Kepala Badan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof Chaniago dan Menteri Perindustrian Saleh Husin, melakukan kunjungan kerja fasilitas produksi  PT Pindad (Persero). Kehadiran dua Menteri beserta rombongan disambut  Direktur Utama PT Pindad, Silmy Karim, dan jajaran manajemen industri pertahanan yang berkantor pusat di Bandung tersebut. Kedua menteri hadir untuk tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo terkait peningkatan kapasitas produksi dan penguasaan teknologi industri pertahanan di tanah air, ujar Silmy.

Kedua menteri dalam kunjungannya tampak antusias menggali informasi d seluk beluk dari berbagai program strategis yang sedang dikerjakan oleh Pindad. Di antaranya mencakup pengembangan Munisi Kaliber Besar (MKB),  hingga panser kanon 90 milimeter Badak.  Untuk produk MKB yang telah diuji sertifikasi oleh Kementerian Pertahanan dan jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat yakni peluru meriam kaliber 105 mm.

Dalam peningkatan kompetensi munisi kaliber besar, Pindad telah menggandeng mitra strategis dari luar negeri yang sudah memiliki reputasi tinggi dalam produksi munisi caliber besar. Kepada kedua Menteri, Silmy menjelaskan munisi kaliber 20 mm, 40 mm, 76 mm, 90 mm, hingga 105 mm dibuat di Turen, Malang.

Kepala Bappenas dan Menteri Perindustrian dalam penjelasannya menyampaikan mereka perhatian dan dukungan penuh terhadap pengembangan usaha, teknologi dan kemampuan rancang bangun Pindad untuk menuju ke arah kemandirian industri pertahanan seperti amanah Undang-Undang Nomor 16 tahun 2012. Kami hadir untuk mendukung industri pertahanan Indonesia melalui pengalokasian dalam rencana pembangunan nasional kedepan,  ujar Andrinof.

Di lain pihak, pemerintah seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo melalui sidang kabinet bulan November tahun lalu, menginstruksikan para pengguna produk alat utama sistem persenjataan di dalam negeri untuk bisa meningkatkan jumlah pesanan produksi ke Pindad hingga 30 40 persen. Ini bentuk keberpihakan pemerintah yang konkret dalam mendukung penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk alutsista. Kata Silmy.  

Selain paparan tentang munisi kaliber besar, kedua menteri sempat mengunjungi produksi Divisi Kendaraan Khusus yang memproduksi aneka kendaraan tempur seperti Anoa dan Komodo dengan berbagai varian dan Divisi Senjata yang memproduksi beberapa produk senapan dan pistol.

Menteri Perindustrian selaku Pembina industri nasional memberikan perhatian kepada  PT Pindad untuk mendukung modernisasi mesin-mesin Pindad yang sudah tua, kata Silmy

Pindad selaku industri pertahanan terkemuka di Indonesia perlu kita dukung agar bisa bersaing ditingkat regional dan global melalui beberapa program penguatan dari Kementerian Perindustrian, kata Menteri Perindustrian.

PT Pindad (Persero) :

PT Pindad sebagai perseroan terbatas milik negara dibentuk pada tahun 1983. Perusahaan yang akar sejarahnya telah berdiri sejak masa kolonial Belanda itu, aktif memproduksi berbagai alutsista untuk kebutuhan TNI, dan juga telah mengekspor sejumlah produk unggulannya seperti amunisi dan kendaraan tempur ke pasar global. PT Pindad selain menghasilkan alutsista juga memiliki divisi yang menghasilkan mesin industri seperti pengait rel kereta api, motor traksi, generator hinggacranekapal laut.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

Kadep Komunikasi Korporat PT Pindad, Sena Maulana 

sena@pindad.com


Top