News

back

Pindad Gelar Seminar Nasional Propelan

Masih dalam rangkaian kegiatan HUT ke 35, PT Pindad (Persero) menyelenggarakan seminar nasional propelan bertajuk: “Application of Smokeless Powder Propellant in Ammunition and Rocket”pada 8 – 9 Mei 2018 di Graha Pindad Bandung. Seminar pada hari pertama berdiskusi tentang kondisi pengembangan propelan di Indonesia, sedangkan hari kedua tentang teknologi terkini dari propelan dan sharing knowledge dari pemilik industri propelan dari negara lain.

Pada hari pertama disampaikan paparan mengenai penjelasan terkait kebutuhan propelan dari TNI oleh Asrena Kasad yang diwakili Paban V/Dalproggar Srenad Wisnu Wardana, kemudian dilanjutkan dengan kebijakan-kebijakan industri propelan baik dari Kementerian Pertahanan dengan pembicara Dirjen Potensi Pertahanan Bondan Tiara Sofyan dan Kabalitbang Kemhan Anne Kusmayati. Dari Kementerian BUMN dalam hal ini diwakili oleh Asisten Deputi Pertambangan, Industri Strategis & Media (PISM), Yuni Suryanto. Penjelasan mengenai perkembangan dan kebutuhan di industri dijelaskan oleh Direktur Teknologi & Pengembangan Pindad, Ade Bagdja dan dari Direktur Teknologi & Pengembangan Dahana, Heri Heriswan.

Ade Bagdja saat konferensi pers mengatakan kebutuhan propelan dalam negeri, khususnya Pindad untuk mendukung pemenuhan alutsista dalam negeri sangat tinggi.

“Dengan menggunakan PMN 2012 & 2015, tahun depan atau 2020 Pindad akan memiliki kapasitas maksimum 4 x 90 juta butir per tahun. Untuk membuat munisi komponen utama yang strategis adalah propelan. Kebutuhan propelan untuk 360 juta butir adalah sekitar 500 ton. Semua kebutuhan TNI akan kita siapkan. Rencana Indonesia akan membangun pabrik propelan digawangi Dahana yang mampu memproduksi 400 ton propelan. Oleh karena itu kita mengundang mitra kita sehingga perlu mengadakan seminar tentang propelan,” ujar Ade.

Sementara itu Direktur Utama Dahana, Budi Antono mengatakan Dahana sesuai instruksi dari pemerintah sedang mempersiapkan pabrik untuk membuat propelan. Budi menyambut baik sinergi antar BUMN NDHI yang akan terjadi antara Pindad dan Dahana.

“Dahana sudah ditugaskan pemerintah untuk membuat propelan. Sekarang Kita sudah punya pabrik NG yang diresmikan oleh Menhan. Untuk komposisi sementara kita import NC dan kita akan membangun pabrik spherical powder dalam waktu kira-kira 3 tahun, kita sedang buat FS-nya. Dahana sebagai produsen, Pindad sebagai pengguna propelan. Sinergi BUMN ini sangat bagus bagi Pindad dan Dahana,” ujar Budi.

Pada hari kedua menghadirkan pembicara dari pelaku industri propelan luar negeri yang membahas tentang di Munisi kaliber Kecil dan Munisi Kaliber Besar beserta teknologi terkini propelan di dunia. Peserta diharapkan mendapat pengetahuan yang cukup dan belajar bagaimana mereka membangun industri propelan. Di penghujung acara juga dilakukan demo propelan yang ditembakkan dengan senjata Pindad, SS2 V4.

Propelan atau disebut juga bahan pendorong atau bubuk mesiu, memiliki nilai strategis yang tinggi, dikarenakan merupakan bahan untuk meluncurkan munisi dan roket dalam sistem persenjataan. Saat ini, propelan, seluruhnya masih diimpor dari luar negeri. Pengalaman di masa lalu menunjukkan bahwa kebijakan embargo dari negara barat dalam hal pengadaan propelan, bisa mengganggu produksi munisi maupun roket yang dipenuhi selama ini oleh industri pertahanan dalam negeri.

Upaya-upaya Pemerintah untuk membangun industri propelan di dalam negeri telah dilakukan, diantaranya adalah telah dituangkannya sebagai salah satu program prioritas Pemerintah dalam bidang pertahanan. Kementerian Pertahanan sudah memiliki road map pembangunan industri propelan. Dimulai sejak 2015-2017 Sebagai langkah awal telah dibangun pabrik nitrogliserin, sebagai salah satu bahan strategis yang diperlukan dalam pembuatan propelan. Selanjutnya akan membuat pabrik spherical powder untuk memenuhi kebutuhan MKK Pindad. Berikutnya akan meningkat untuk memenuhi MKB dan roket. Selanjutnya tahun 2018-2020 akan membuat spherical powder, sementara NC masih impor atau mendayagunakan industrinitroselulosa yang ada di Indonesia.

Seminar diikuti peserta dari TNI, Kementerian Pertahanan, Kementerian BUMN, Industri & Mitra yang berkaitan dengan propelan, serta mengundang Universitas. Seminar ini juga diikuti oleh Karyawan Pindad yang terkait industri propelan seperti dari Divisi Munisi, Senjata, Teknologi & Pengembangan serta QA. Hasil dari seminar ini akan dibuat resume yang akan disampaikan pada para pimpinan institusi undangan yang hadir.

Acara terselenggara berkat dukungan Roxel, Thales, Norinco, Eurenco, Rheinmetal Deinel Munition, Poongsan dan Ginlan serta dukungan media partner yakni liputan 6 dan K-Lite FM. (Ryan)


Top